Oleh : karangasemkab | 20 Maret 2014 | Dibaca : 2948 Pengunjung
Oleh :
I Ketut Tahu Putrajaya,SP.MMA
Penyuluh Pertanian Muda
pada UPTD Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Kubu
Ubi jalar merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi, jagung dan ubi kayu, serta mempunyai peran penting dalam penyediaan bahan pangan, maupun bahan baku industri. Ubi jalar mudah diproduksi pada berbagai lahan dengan produktivitas antara 15-30 t/ha. Selama 10 tahun terakhir, rata-rata produktivitas ubi jalar di Kecamatan Kubu baru mencapai 11,28 t/ha. Kondisi ini masih lebih rendah dari potensinya, sehingga pendapatan petani dari usahatani ubi jalar masih rendah pula. Fenomena ini diduga karena usahatani ubi jalar belum diupayakan secara intensif, oleh karena itu perlu adanya perbaikan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitasnya melalui Dem-Area ubi jalar. Dalam perbaikan teknologi tersebut dimasukkan beberapa rakitan teknologi budidaya ubi jalar yang dimulai dari : pengolahan tanah dan pembuatan guludan sesuai anjuran, penyediaan bibit yang bermutu, penggunaan pupuk organik dan anorganik dengan dosis sesuai anjuran, melakukan penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan penanganan panen dan pasca panen yang tepat. Dengan menerapkan teknologi secara tepat dalam budiaya ubi jalar yang dilakukan di Desa Ban Kecamatan Kubu ternyata memberikan hasil yang sangat berbeda dibandingkan dengan budidaya cara petani setempat sebelumnya.
Hasil kegiatan dem-area ubi jalar yang dilakukan di Desa Ban Kecamatan Kubu menunjukkan bahwa, dengan budidaya sesuai anjuran mampu memberikan produksi 17.600 kg/Ha. Sedangkan dengan pola petani sebelumnya mampu berproduksi 6.400 kg/ha, yaitu meningkat 36,36% dari pola petani. Walaupun total biaya input produksi dengan teknologi anjuran lebih besar sekitar 43,37% namun dapat memberikan pendapatan Rp. 26.400.000,-/Ha, dan pola petani sebelumnya mampu memberikan pendapatan per ha sebesar Rp. 5.200.000,- yaitu mampu meningkatkan pendapatan sebesar 31,99% serta keuntungan meningkat 13,09%, dari cara petani sebelumnya. Dan selanjutnya dilihat dari rasio pendapatan dengan total biaya, ternyata budidaya ubi jalar dengan menggunakan teknologi anjuran, B/C rationya 1,60 sedangkan budidaya pola petani sebelumnya dengan B/C ratio 1,18.
Budidaya ubi jalar di lahan kering dengan menggunakan teknoloigi sesuai anjuran mampu meningkatkan pendapatan petani secara nyata. Budidaya ubi jalar yang dilakukan oleh petani lahan kering di Kecamatan Kubu sangat menguntungkan, karena disamping di peroleh pendapatan dari produksi umbi, panen daun juga memberikan keuntungan yang sangat signifikan. Hasil penjualan panen daun ubi jalar sangat menguntungkan yaitu rata-rata Rp. 10.000,-/M2. Oleh karena prospek pengembangan ubi jalar di Kecamatan Kubu cukup potensial, karena disamping mampu memberikan peningkatan pendapatan, budidaya ubi jalar pada lahan yang miring juga dapat memberikan kaedah konservasi lahan, untuk menahan gerusan air hujan.
Nyoman Gani Tekuni Hobi Jadi Peluang Usaha Kuliner Khas Bali
236Ketut “Macan” Mudia Pensiunan Mayor TNI Kini Geluti Ternak Lele
180Perilaku Orangtua yang Keliru Dapat Tingkatkan Angka Stunting
295Pembukaan Pameran Potensi Hasil Pembangunan dan Kuliner Rangkaian HUT RI ke -78
243Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Beda Stunting dan Gizi Buruk
2021-01-27 11:13:04
Area Blankspot
Selengkapnya...2018-04-05 10:40:30
Jalan Amblas
Selengkapnya...2018-03-08 11:09:08
Beasiswa
Selengkapnya...
Total Pengunjung Hari Ini : 192
Total Pengunjung : 1922005
Pengunjung Online: 4
Pengunjung Tahun 2019: 107326
Pengunjung Tahun 2020: 144390
Pengunjung Tahun 2021: 404435
Pengunjung Tahun 2022: 375592
Pengunjung Tahun 2023: 248675