Oleh : | 25 Januari 2021 | Dibaca : 1873 Pengunjung
Oleh : I Nyoman Sariadnya
Dalam memajukan pembangunan nasional, salah satu fondasi yang harus dibangun adalah meningkatkan kecerdasan bangsa. Dalam hal ini, peran perpustakaan berfungsi strategis sebagai lembaga yang menyimpan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Peran vital perpustakaan hendaknya didukung pula oleh sumber daya yang memadai sehingga dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pemustaka. Peran perpustakaan sebagai lembaga yang melaksanakan program peningkatan minat baca serta literasi informasi juga harus dibenahi dan adaftif dengan kemajuan global yang dituntut mampu mengelaborasi kemajuan teknologi saat ini.
Untuk memberikan harapan terhadap fungsi serta manfaat perpustakaan, peningkatan minat baca masyarakat menjadi program yang terus menerus dilaksanakan. Minat dapat dipadankan dengan kecenderungan hati yang tinggi dan gairah serta keinginan terhadap hal tertentu. Selanjutnya minat baca dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi serta gairah kepada suatu sumber bacaan. Minat baca kepada masyarakat selanjutnya diharapkan menjadi kebiasaan, sehingga lambat laun pola kebutuhan membaca itu akan menjadi budaya baca.
Terminologi budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi yang tercermin di dalam pola pikir, sikap, ucapan dan tindakan seseorang di dalam hidupnya. Budaya pada mulanya timbul atas dorongan sering atau biasa melakukan sesuatu sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Selanjutnya, budaya baca seseorang adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seseorang yang memiliki dan telah melakukan budaya baca berarti orang tersebut telah terbiasa dalam kurun waktu yang lama dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.
Paradigma membangun budaya baca menempatkan lembaga perpustakaan sangat penting sebagai sentral pencerdasan masyarakat. Memang bagi kaum awam yang belum tahu fungsi perpustakaan, menganggap perpustakaan sebagai kumpulan buku, katalogisasi, perangkat keras/lunak, serta sarana lainnya. Kekurang pahaman terhadap fungsi perpustakaan lumrah terjadi sehingga perlu diantisipasi dengan sosialisasi yang terus-menerus kepada masyarakat terhadap peran perpustakaan yang sasarannya tidak saja masyarakat perkotaan tetapi juga menyentuh msyarakat-masyarakat terpencil dan terisolir di perdesaan. Perlu ditekankan bahwa elemen penting pada perpustakaan bukanlah keberadaan buku atau koleksi dan bentuk lainnya, tetapi eksistensi lembaga perpustakaan itu adalah sebagai habitat untuk membaca.
Pendayagunaan perpustakaan sebagai tempat membaca dan mencetak generasi yang memiliki minat dan budaya baca menempatkan fungsi perpustakaan sangat relevan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bahwa perpustakaan adalah elemen vital dalam menentukan kualitas lembaga pendidikan serta membantu anak didik mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan serta ketrampilannya. Hubungan erat antara lembaga perpustakaan dengan lembaga pendidikan dapat diibaratkan seperti hubungan anggota tubuh dengan jantung. Bahwa sukses tidaknya pendidikan dipengaruhi oleh kesehatan lembaga perpustakaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah bagian integral dari proses pembelajaran dan pendidikan.
Pentingya Komunitas Literasi
Zaman global abad 21 saat ini menuntut persaingan membentuk manusia unggul dan hasil karya yang maju serta mampu menransfer informasi sebagai bagian atas kebutuhan hidup. Salah satu upaya yang sinergis dengan hal tersebut adalah adanya perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat yang mulanya tidak suka membaca menjadi masyarakat yang suka membaca (reading society). Dalam kaitan ini perlu dibangun komunikasi antar perseorangan yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama untuk meningkatkan minat baca. Komunitas ini pada saat sekarang sering disebut komunitas literasi.
Komunitas literasi pada prinsipnya adalah organisasi membaca yang dapat memberikan pengaruh serta dorongan dalam meningkatkan minat baca masyarakat melalui berbagai kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan literasi informasi. Literasi informasi dapat dijabarkan sebagai serangkaian keterampilan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi secara etis kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari suatu masalah. Dengan demikian, melalui literasi informasi kita mengetahui bagaimana mengorganisasikan informasi yang di butuhkandan bagaimana menggunakan informasi tersebut dan menyiapkannya sebagai pembelajaran seumur hidup.
Berdasarkan fungsi lembaga perpustakaan sebagai pengelola karya tulis, karya cetak, serta karya rekam sesuai pasal 1 Undang-Undang 43 Tahun 2007, maka perpustakaan dapat disebut sebagai pusat literasi informasi bagi pemustaka atau masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemustakanya. Pemustaka yang datang ke perpustakaan dapat memperoleh informasi yang yang tersedia dalam berbagai koleksi berdasarkan metode tertentu serta sesuai standar operasional prosedur yang ditetapkan.
Akses informasi pada zaman ini yang dibantu dengan kemajuan penggunaan teknologi informasi turut memberikan peluang dalam memperoleh beragam informasi yang dibutuhkan. Tidak saja melalui media cetak, tetapi juga melalui berbagai ragam perangkat elektronik. Dengan semakin mudahnya memproleh informasi, masyarakat menjadi kesulitan memperoleh informasi yang tepat yang diyakini kebenarannya. Disinilah peran komunitas literasi dalam membantu menemukan informasi yang benar dan tepat guna.
Masyarakat Melek Informasi
Ragam Informasi dengan kemajuan teknologi saat ini berpotensi menjadi sebuah kekuatan sekaligus sumber kebingungan bagi masyarakat. Setiap hari masyarakat dihadapkan dengan informasi yang melimpah ruah dalam berbagai sumberdan melaju dengan kencang dengan berbagai format yang tidak terhitung pula jumlahnya. Pada saat yang sama juga menginginkan suatu kebenaran terhadap informasi sebagai entitas yang mampu memecahkan berbagai persoalan permasalahan yang dihadapi. Disinilah peran penting pembangunan minat baca yang dilaksanakan lembaga perpustakaan untuk menjadikan masyarakat melek informasi yang mampu memilah kesahihan informasi dari berbagai sumber sebagai suatu keahlian. Jelasnya bahwa masyarakat melek informasi adalah masyarakat yang tidak saja bisa membaca, menulis, dan berhitung, tetapi masyarakat yang pembelajar sepanjang masa dan bertahan hidup karena mempunyai seperangkat keterampilan pemecah masalah dengan menggunakan sumber informasi yang ada yang diketahui kebenarannya. (Penulis, Pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Karangasem)
Kilas Balik A.A. Gde Oka Djelantik Putra Raja Karangasem sebagai Diplomat dan Dubes di 4 Negara
345Wanita IKBS Semarakkan HUT RI Ke 79 Ikuti Gerak Jalan 45 KM
1437Nyoman Gani Tekuni Hobi Jadi Peluang Usaha Kuliner Khas Bali
632Ketut “Macan” Mudia Pensiunan Mayor TNI Kini Geluti Ternak Lele
583Perilaku Orangtua yang Keliru Dapat Tingkatkan Angka Stunting
2021-01-27 11:13:04
Area Blankspot
Selengkapnya...2018-04-05 10:40:30
Jalan Amblas
Selengkapnya...2018-03-08 11:09:08
Beasiswa
Selengkapnya...
Total Pengunjung Hari Ini : 181
Total Pengunjung : 2180928
Pengunjung Online: 5
Pengunjung Tahun 2019: 107326
Pengunjung Tahun 2020: 144390
Pengunjung Tahun 2021: 404435
Pengunjung Tahun 2022: 375592
Pengunjung Tahun 2023: 248675