Baca Artikel

“JANGER-KECAK TUMPANG” BANJAR ADAT WIRYASARI AMLAPURA DIAMBANG KEPUNAHAN. Tahun 1937 pernah tampil di Makasar, Sulawesi Selatan.

Oleh : | 04 Desember 2021 | Dibaca : 918 Pengunjung

Penulis, Drs. I Komang Pasek Antara

Kesenian Janger-Kecak Bali tempo doeloe yang ada di Banjar Adat Wiryasari Amlapura, Desa Adat Karangasem, Kecamatan/Kabupaten Karangasem sangat unik dan menarik diantara janger yang ada pada umumnya di Bali. Janger yang diperankan wanita dan kecaknya laki-laki itu diberi nama “Janger-Kecak Tumpang”.

Keunikannya, di sela-sela tarian para kecaknya  menampilkan atraksi formasi akrobatik tumpang (tingkat) ke atas sampai 5-7 susun.

Selain unik, kecak-janger tersebut sangat kesohor di Bali sampai pernah pentas di Kota Makasar, Sulawesi Selatan atas fasilitasi Raja Karangasem sebelum kemerdekaan RI tepatnya tahun 1937 silam. 

I Made Arnawa, Keliang Banjar Wiryasari Amlapura yang sekarang, mendapat cerita dari orangtuanya I Komang Kenden (alm) yang juga penari kecak  ikut tampil di Makasar menjelaskan, semua penari janger-kecak diangkut menggunakan alat transport kapal laut milik penjajah Belanda.

Untuk diketahui, Banjar Wiryasari Karangasem waktu itu berdiri tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan ikrar Sumpah Pemuda.

Menurut penuturan I Made Cinta Astawa alias Angsiu, yang pernah diceriterakan dari orangtuanya yang ikut berperan aktif mendirikan “Kecak-Janger Tumpang” mengatakan, tarian kecak-janger tersebut di Makasar mendapat apresiasi dari warga Makasar yang langsung menontonnya.

Sayang kini “Janger-Kecak Tumpang” yang unik itu diambang kepunahan, sudah tidak lagi aktif pentas sejak 30 tahun lalu. Kali terakhir tampil ditarikan oleh sekehe truna-truni Banjar Wiryasari Amlapura di Wantilan Desa Adat Karangasem 28 Oktober tahun 1991 lalu saat Banjar Wiryasari Amlapura merayakan ulang tahunnya ke-63. Waktu itu jumlah penari janger-kecak nya 28 orang terdiri dari kecak 14 orang dan janger 14 orang.

Karena kecak-janger tersebut tak aktif lagi, penulis belum lama ini mencoba menelusuri sejarah keberadaan “Janger-Kecak Tumpang”  kepada mantan pemainnya tahun 1991 dan narasumber lainnya. Sedangkan para pendirinya yang ikut pentas di Makasar waktu itu semuanya telah almarhum diantaranya I Wayan Rembe, I Komang Osek, I Komang Kenden, Ni Wayan Ceribik. Termasuk dokumentasi foto saat pentas di Makasar belum ditemukan.

Data yang peroleh penulis dari beberapa keluarga keturunan anak-cucu dari para pendiri dan penari “Janger-Kecak Tumpang” diantaranya mantan penarinya yang pernah ikut pentas tahun 1991 lalu, I Komang “Wawan” Kresna  yang kini pengusaha ikan hias di Denpasar. Ni Wayan Bunadi pelaku pariwisata di Denpasar. Katanya Wawan, saat atraksi metumpang sedikit terasa tegang namun hilang pada saat mulai ikut melagukan kecak, malahan sebaliknya rasa semangat muncul. Waktu itu pelatihnya I Komang Osek (alm) yang juga ikut sebagai penari kecak pentas di Makasar.

Sedangkan Ni Wayan Bunadi yang dihubungi melalui  WhatsApp mengungkapkan, masih ingat syair lagu jangernya dan mengirimkan chat kepada penulis. “Mudah-mudahan janger-kecaknya bangkit lagi ada yang meneruskan” kata Wawan melalui chat WhatsApp.

Busana kecak-janger yang pentas tahun 1991 sama seperti halnya busana janger-kecak  masa kini dengan balutan busana adat Balinya (lihat foto berwarna). Kecaknya berbusana kain/saput, bapang di leher, tanpa baju, destar dan hiasan muka. Sedangkan jangernya berbusana kain dan selendang sampai menutupi dada, bapang di leher, gelungan kepala, hiasan muka dan memegang sebuah kipas.

Formasi saat pentas di panggung berbentuk huruf “U” menghadap penonton. Dua baris kecak disamping kanan-kiri saling berhadapan dan jangernya satu baris mengadap penonton ke muka.

“Janger-Kecak Tumpang” juga pernah dilakoni oleh anak didik SDN 6 Karangasem Jalan Ngurah Rai Amlapura tahun 1970-an lalu juga dibawah pelatih  I Komang Osek. Tempat latihan anak-anak waktu di tempat tinggalnya I Komang Osek, Pondokan Jalan Lettu Alit Amlapura, Kecamatan Karangasem.

Keunikan yang dimainkan anak-anak SDN 6 Karangasem waktu itu, selain kecaknya metumpang sampai tingkat 3 atau lebih juga mengenakan busana dan hiasan sangat sederhana sekali. Kostum celana pendek, baju kaos putih, bapang di leher, selendang pinggang dan kaos kaki putih serta di daun telinga disuntingkan sekuntum bunga kamboja. Sedangkan jangernya mengenakan kostum  kamen (kain), selendang hingga dililitkan ke dada, dileher mengenakan bapang, hiasan  kepala mengenakan bunga segar dengan hiasan muka sangat sederhana sekali.  Sedangkan jumlah penari kecak-janger masing-masing 14 orang.

Sementara itu, putri dari I Komang Osek, Dra. Ni Wayan Restini mantan guru SDN 6 Karangasem yang waktu itu ikut melatih kecak-janger siswanya, menyampaikan ingatannya kepada penulis syair dan irama lagunya.

“Kecak-Janger Tumpang” SDN 6 Karangasem yang saat itu Kepala Sekolahnya I Wayan Pasek “Belik” pernah tahun 1970-an pentas di Gedung Kesenian Amlapura (kini MPP) jalan Gajah Mada Amlapura, dan tampil di beberapa tempat upacara adat/agama di Amlapura.

I Made Arnawa, purnawirawan Polri mengatakan, pihaknya menginginkan ada generasi krama banjar melanjutkan, sayang  para pemain generasi awal sudah semua almarhum sehingga kehilangan jejak, juga kesulitan pelatih yang bisa melatih kecak dan sekaligus jangernya secara maksimal. “Tapi ini menjadi atensi saya selalu keliang mudahan kecak-janger peninggalan para leluhur bisa diaktifkan kembali, tidak punah, bekerjasama dengan sanggar tari yang ada di Karangasem”, jelas I Made Arnawa.

Berikut beberapa  bait kutipan syair nyanyian “Janger-Kecak Tumpang”.

Tabek saudara, tabek saudari

sekalian yg ada nonton disini.

Kami punya janger, kami punya janger baru belajar.

Kalau ada salah mohon di maafkan.

Jangkarangi jangi jangger, sak biang, sak biang, sak biang sir.

Jangi janger, jangi janger

Sadole, sadole , sadole lopong.

Dong dabdabang jangere tuun magending. Anak liu anak liu rauh menonton

Dabdabang-dabdabang adi mejangeran titiyang ngiring pituduh beli wantah sampun pikayun beli.

Jangi janger, seng sengi seng seng janger, seng sengi  sengseng janger.



Artikel Lainnya :

Lihat Arsip Artikel Lainnya :

 



Galeri
Banner
Kritik Saran

I Komang Karyana

2021-01-27 11:13:04

Area Blankspot

Selengkapnya...

Rizki Aryawan

2018-04-05 10:40:30

Jalan Amblas

Selengkapnya...

Yoga Aryawan

2018-03-08 11:09:08

Beasiswa

Selengkapnya...
Polling
Bagaimana Penilaian Anda Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pemkab Karangasem?
Statistik

Total Pengunjung Hari Ini : 201

Total Pengunjung : 1910984

Pengunjung Online: 5

Pengunjung Tahun 2019: 107326

Pengunjung Tahun 2020: 144390

Pengunjung Tahun 2021: 404435

Pengunjung Tahun 2022: 375592

Pengunjung Tahun 2023: 248675