Oleh : karangasemkab | 14 Januari 2013 | Dibaca : 922 Pengunjung
Oleh :
I Ketut Tahu Putrajaya,SP.MMA
Penyuluh Pertanian Muda
pada UPTD Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Kubu
Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang bernilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) sering mempengaruhi tingkat inflasi karena fluktuasi harganya yang tajam. Terjadinya fluktuasi harga yang tajam disebabkan oleh kurang stabilnya antara produksi yang tersedia dengan permintaan pasar.
Salah satu upaya untuk menyediakan cabai secara merata sepanjang tahun dan agar tidak terjadi fluktuasi harga di pasaran, adalah dengan melakukan budidaya di luar musim dan membatasi produksi pada masa bertanam normal sehingga diharapkan produksi dan harga cabai di pasar akan lebih stabil. Informasi tentang teknologi budidaya cabai diluar musim dengan menerapkan teknologi budidaya yang tepat, yaitu penggunaan bibit unggul, pupuk berimbang, dan mulsa penutup tanah, belum tersebar luas. Atas dasar hal tersebut telah dilakukan pengkajian tentang budidaya budidaya cabai rawit diluar musim ditinjau dari aspek finansial teknis, sosial dan ekonomi.
Pengkajian teknologi ini dilaksanakan di lahan milik salah seorang petani di Kelompok Tani Baru Desa Tianyar Barat, I Nyoman Budiasa. Secara teknis teknologi budidaya cabai diluar musim dapat dilaksanakan kendatipun sedikit mendapat hambatan karena panasnya suhu lingkungan sekitar pertanaman. Secara sosial cukup direspon oleh petani sekitar, namun belum dapat diadopsi secara lebih luas karena faktor air yang ketersediaanya terbatas di musim kemarau. Sedangkan secara ekonomi beradasarkan pencatatan hasil yang dianalisis secara finansial dengan perhitungan benefid cost ratio (B/C Ratio) bahwa usahatani cabai rawit diluar musim diperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,57 ini berarti setiap Rp 1,00 modal yang diiventasikan untuk usahatani cabai akan memberikan penerimaan sebesar Rp 2.57, berarti usahatani cabai rawit diluar musim layak untuk diusahakan.
“JANGER-KECAK TUMPANG” BANJAR ADAT WIRYASARI AMLAPURA DIAMBANG KEPUNAHAN. Tahun 1937 pernah tampil di Makasar, Sulawesi Selatan.
233“PEDULI BANJAR” RINGANKAN BEBAN WARGA SAAT PANDEMI COVID-19
223Perpustakaan Masa Pandemi Covid-19 “Sengsara Membawa Nikmat” Oleh I Komang Pasek Antara
395KISAH INSPIRATIF, JUALAN BUBUR KELILING SEMBARI BACA BUKU DI PERPUSTAKAAN
350PERAN PERPUSTAKAAN MENUJU MASYARAKAT MELEK INFORMASI
2021-01-27 11:13:04
Area Blankspot
Selengkapnya...2018-04-05 10:40:30
Jalan Amblas
Selengkapnya...2018-03-08 11:09:08
Beasiswa
Selengkapnya...
Total Pengunjung Hari Ini : 402
Total Pengunjung : 1506764
Pengunjung Online: 6
Pengunjung Tahun 2018: 131224
Pengunjung Tahun 2019: 107326
Pengunjung Tahun 2020: 144390
Pengunjung Tahun 2021: 404435